Rabu, 27 Oktober 2021

IPMLH SMA ADIWIYATA

 E. IPMLH (KAJIAN LINGKUNGAN)

IPMLH atau Identifikasi potensi dan masalah lingkungan hidup  adalah pemetaan potensi dan masalah lingkungan hidup sekolah (local/daerah) dengan memperhatikan isu lingkungan hidup global. IPMLH dilakukan untuk membantu komite/team lingkungan untuk memulai program Adiwiyata di sekolah dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan dan merencanakan program pendidikan lingkungan. Data yang diperoleh juga berfungsi untuk melengkapi rencana aksi pendidikan ramah lingkungan hidup (PRLH) yang akan dilakukan sekolah. IPMLH ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan lingkungan yang dihadapi sekolah sehingga bisa mengetahui cara untuk menyelesaikan permasalahan dan praktik baik terhadap permaslahan tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk memulai IPMLH.

 

Kajian lingkungan dilakukan secara sederhana, dan merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan dalam kerangka pendidikan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup yang dapat dikaji antara lain:

 

a.       Keanekaragaman Hayati

b.      Sampah

c.       Air

d.      Energi

e.       Makanan dan Lingkungan sekolah

 

Hasil IPMLH ini juga akan menjadi dokumen penting bagi tim kajian lingkungan untuk memutuskan bentuk aksi lingkungan yang dapat dilaksanakan. Kajian lingkungan ini juga akan membantu sekolah dan masyarakat sekitar untuk mengembangkan PRLH yang berkelanjutan.

 

Analisis Quesioner Permasalahan Lingkungan

 

1.      Keanekaragaman Hayati

Agar keseimbangan lingkungan di sekolah tetap terjaga maka keberadaan tumbuhan hijau harus mencukupi. Salah satunya sebagai sumber oksigen. Sekolah memiliki panduan etika untuk menghargai dan merawat tumbuhan yang terdapat dalam peraturan sekolah, program pembelajaran, salah satunya melalui program Adiwiyata. Sekolah memfasilitasi berkembangnya keanekaragaman hayati, diantaranya tersedianya taman di berbagai titik, halaman depan kelas, kantin dan halaman sekolah. Dalam pengembangan dan perawatan keanekaragaman hayati ini dilakukan oleh seluruh warga sekolah, terutama siswa dan guru. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah pembibitan, penanaman, perkembangbiakan, perawatan tanaman, dan panen hasil tumbuhan. Pembibitan dan penanaman lebih banyak dilakukan saat kegiatan belajar dan mengajar berlangsung, terutama mata pelajaran biologi dan kegiatan ekstrakurikuler Green Generation serta PKWU. Siswa mendapatkan kesempatan untuk observasi dan belajar di alam secara langsung. Pengembangbiakan hewan dilakukan pada ekosistem kolam yang didalamnya terdapat ikan nila.

Saat ini sekolah masih mengembangkan dan menambah koleksi keanekaragaman hayati, agar dapat dimanfaatkan bersama oleh warga sekolah. Pengadaan Green House, Kebun mini sekolah, tanaman buah dalam pot juga rencana strategis dalam mengembakan keanekaragaman hayati di sekolah.

Dengan kegiatan adiwiyata diharapkan kita semakin peduli terhadap lingkungan dalam bidang sampah, air, energi, makanan dan minuman serta keanekaragaman hayati. Mencintai bumi sama saja dengan mencintai lingkungan yang dapat kita mulai dari diri sendiri, sekarang, dan dimulai dari hal-hal yang sederhana.

 

2.      Sampah

Hasil pengamatan terhadap quesioner Topik Pengamatan Sampah, didapatkan bahwa 99,4% responden menjawab sekolah mempunyai kebijakan (aturan) yang jelas terkait sampah. Kebijakan ini terdapat dalam peraturan sekolah. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh warga sekolah, dan disosialisasikan kepada warga sekolah secara berkala, memberi contoh yang baik untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, melakukan pemilahan sampah sesuai jenisnya, menerapkan kebijakan membawa tempat makan dan tempat minum dalam rangka meminimalisir sampah plastik.

Sosialisasi dan pemberian contoh untuk memilah sampah dilakukan secara berkala, salah satunya pada kegiatan-kegiatan hari lingkungan hidup dan kegiatan rutin 2 bulanan jumat bersih. Pada kegiatan ini dilakukan berbagai lomba terkait pengurangan sampah dan pengelolaan sampah yang dilakukan secara bergantian.

 

Dengan beberapa program yang sedang berjalan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kepedulian diri terhadap sampah, terus mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan bersama-sama menjaga kebersihan. Salah satu cara untuk membangkitkan semangat menjaga kebersihan dari sampah yaitu memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelas yang paling bersih, lengkap dalam administrasi kelas, dan peralatan kebersihannya. Penilaian dilakukan setiap akhir semester secara berkala atau ketika kegaiatan peringatan hari-hari lingkungan hidup. Menjaga kebersihan dari sampah terus dilakukan di dilingkungan sekolah  oleh seluruh warga sekolah dan diharapkan terus menyebarkan aura positif sampai ke lingkungan masyarakat dengan melakukan aksi-aksi terkait pengurangan dan pengelolaan sampah di luar lingkungan sekolah.

3.      Air

Analisis mengenai kajian lingkungan didapatkan data sebagai berikut:

Sebanyak 73,6% responden menjawab sekolah memiliki data penggunaan air. Data penggunaan air disimpan dan dikelola sebagai patokan dalam penggunaan debit air setiap bulannya. Sistem penggunaan air yang dilakukan sekolah disalurkan untuk keperluan toilet, wastafel di beberapa tempat (taman sekolah, kantin, dan laboratorium) dan hidroponik. Pengontrolan sistem penggunaan air salah satunya dengan ditempelnya slogan untuk penghematan air. Hal ini dilakukan sebagai pengingat warga sekolah dalam penghematan dan penggunaan air seperlunya. Salah satu cara pengontrolan penggunaan air yaitu memeriksa dan mengganti keran yang rusak.

Kualitas air di sekolah sudah termasuk kategori air bersih dan sehat. Namun warga sekolah terutama siswa perlu mengetahui bagaimana cara menjernihkan air secara sederhana. Salah satunya melalui praktikum sederhana yang dilakukan siswa pada mata pelajaran atau pada kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah akan memfasilitasi kegiatan tersebut dengan mengadakan sarana dan prasarana terakit hal tersebut salah satunya dengan membuat IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Mereka melakukan penjernihan air dengan mengunakan alat-alat sederhana yang ada di lingkungan alam, seperti arang kayu, arang sekam padi, kerikil, dan lain-lain.

 

4.      Energi

Energi merupakan kebutuhan umat manusia. Namun penggunaan energi yang terus menerus akan berakibat buruk terhadap lingkungan. Maka perlu adanya penghematan energi. Penghematan energi di sekolah dilakukan oleh seluruh warga sekolah, seperti pemadaman lampu saat siang hari, penggunaan lampu hemat energi, penghematan listrik seperti mematikan alat elektronik bila tidak digunakan, menggunakan air seperlunya dan lain-lain. Menurut 88,3% responden, sekolah memiliki kebijakan terkait penghematan energi. Kebijakan ini sudah dijalankan meski perlu ditingkatkan kembali kualitas dan kuantitasnya. Namun masih terdapat kendala dalam hal ini, yaitu belum seluruh warga sekolah melakukan penghematan energi. Kendala ini masih terus diperbaiki dan diantisipasi dengan pembuatan slogan, poster untuk penghematan energi.

 

Dalam penghematan energi dapat dilakukan dengan menggunakan sumber energi alternatif. Salah satunya menggunakan energi cahaya matahari untuk mengurangi penggunaan lampu. Sumber daya alternatif dapat diidentifikasi dengan baik oleh siswa. Karena selama ini siswa sudah mendapatkan pengetahuan mengenai energi dan energi alternatif. Baik yang mengeluarkan emisi atau tidak. Kendala ini dapat diatasi dengan pendalaman materi, sosialisasi, dan pemberian contoh secara terus-menerus tentang penghematan energi. Membuat ruang-ruang belajar atau ruang lainnya dengan sistem pencahayaan dan ventilasi yang baik.

 

5.      Makanan dan Minuman

Mengenai topik pengamatan tentang makanan dan minuman di lingkungan sekolah dilakukan di kantin sekolah. Untuk menciptakan kantin sekolah yang sehat, sekolah memprogramkan kantin sehat dengan cara mensosialisasikan kantin sehat kepada pengelola kantin. Untuk merealisasikan kantin sehat di sekolah, maka pihak sekolah melakukan penyuluhan dengan pihak kantin. Penyuluhan dilakukan oleh sekolah kepada pihak kantin dilakukan per-tiga bulan sebagai bukti kepedulian terhadap kesehatan warga sekolah. Penyuluhan pihak sekolah dengan pihak kantin disertai dengan pengontrolan kualitas makanan yang dijual. Pengontrolan kualitas makanan bekerja sama dengan Puskesmas Ciwandan. Mata pelajaran biologi, kimia pun secara berkala meneliti kandungan yang ada dalam makanan. Seperti kandungan karbohidrat, lemak, dan protein.

Produktifnya aktivitas di kantin menimbulkan sejumlah permasalahan baru, seperti limbah. Pihak sekolah melakukan survey tentang limbah dari kantin, dan mendiskusikan tentang sistem dan teknologi pengurangan limbah. Salah satunya dengan cara penghentian pengunaan plastik. Penggunaan plastik sudah dihentikan di sekolah karena sifat dari plastik yang sulit terurai dan akan membahayakan lingkungan di kemudian hari. Penggunaan plastik diganti dengan penggunaan piring dan mangkok kaca, dan kertas nasi. Serta mengajak warga sekolah untuk membawa tempat makan dan tempat minum pribadi untuk mengurangi limbah.

 

Program adiwiyata sekolah memproduksi beberapa tanaman apotik hidup seperti sawi, pokcay, sereh, cabai, kangkung, kunyit, laos, jahe, buah-buahan dan lain-lain. Kebun sekolah yang baik dapat menghasilkan tanaman yang subur dan banyak. Salah satunya dengan penggunaan kompos. Pembuatan kompos dari limbah kantin sudah dilakukan sekolah saat proses pembelajaran berlangsung. Yaitu saat pelajaran Bilogi dan kegiatan ekstrakurikuler dalam pembuatan kompos cair dan kompos padat. Pembuatan kompos cair menggunakan bahan-bahan organik sisa buah-buahan, makanan, daun-daunan, dan tumbuhan rimpang yang mengandung zat mint. Kemudian difermentasi dengan campuran gula, air, dan air kelapa. Sedangkan untuk kompos padat dibuat dan di oleh di rumah kompos dengan melibatkan peserta didi saat pembelajaran biologi dan ekstrakurikuler.

 

B.   Analisa SWOT

Keberadaan SMAN 5 Cilegon merupakan salah satu wadah pelaksanaan pendidikan khususnya bagi masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Ciwandan. Hal ini sebagai implementasi pemerintah dalam pemerataan pendidikan dan upaya memberikan layanan fasilitas pendidikan yang bermutu bagi siswa dan sasarannya.

 

Berkaitan dengan rencana aksi program Adiwiyata di SMAN 5 Cilegon, digunakan analisa SWOT dengan mengukur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi SMAN 5 Cilegon dalam melaksanakan program Adiwiyata.

Adapun analisis SWOT yang dapat kami jabarkan berkaitan dengan permasalahan lingkungan di sekolah dijabarkan sebagai berikut:

 

1.      Langkah pertama adalah kajian lingkungan menggunakan skema evaluasi diri sekolah dengan bantuan kuesioner dan diskusi dengan para pemangku kepentingan.

 

2.      Setelah hasil kajian lingkungan selesai, analisa STRENGTH (kekuatan), WEAKNESS (kelemahan), OPPORTUNITY (peluang), THREAT (ancaman) dilaksanakan.

 

3.      Langkah selajutnya adalah memilih hal-hal yang dirasakan paling dominan untuk masing-masing aspek.

 

STRENGTH (KEKUATAN)

WEAKNESS (KELEMAHAN)

Kepala Sekolah mendukung program Adiwiyata

Belum tingginya kesadaran warga sekolah untuk dapat membuang sampah pada tempatnya

Visi dan Misi sekolah mengarah pada lingkungan hidup

Kantin masih banyak yang menyediakan makanan kemasan

Dukungan dari komite sekolah serta orang tua siswa serta pihak terkait

Kurang tingginya pengetahuan peserta didik tentang pemanfaatan lingkungan

Memiliki kompetensi yang mendukung pada lingkungan bersih, indah, dan nyaman

Integrasi topik lingkungan kedalam beberapa mata pelajaran masih kurang

Memiliki mata pelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan hidup

Sarana dan prasarana belum maksimal dan dimanfaatkan dalam pembelajaran

Memiliki rasio tenaga pendidik dan peserta didik yang sesuai

Pengetahuan terkait PRLH masih belum maksimal

 

 

OPPORTUNITY (PELUANG)

THREAT

Pengembangan program kemitraan dengan pihak ketiga masih terbuka

Alokasi anggaran harus sesuai dengan juklak dan juknis

Sekolah-sekolah sekitar mau terlibat program adiwiyata

Dukungan orang tua, masyarakat, dan sekolah sekitar yang belum maksimal

 

Jadwal kegiatan Adiwiyata yang melibatkan pihak ketiga atau sekolah lain terbentur jadwal sekolah lainnya

 

Program kegiatan Adiwiyata yang sudah dilakukan kadang kurang kontinyu karena terbentur program kegiatan yang lain


Tidak ada komentar:

Posting Komentar