E. IPMLH (KAJIAN LINGKUNGAN)
IPMLH atau Identifikasi
potensi dan masalah lingkungan hidup adalah
pemetaan potensi dan masalah lingkungan hidup sekolah (local/daerah) dengan
memperhatikan isu lingkungan hidup global. IPMLH dilakukan untuk membantu
komite/team lingkungan untuk memulai program Adiwiyata di sekolah dengan
mengidentifikasi kondisi lingkungan dan merencanakan program pendidikan
lingkungan. Data yang diperoleh juga berfungsi untuk melengkapi rencana aksi
pendidikan ramah lingkungan hidup (PRLH) yang akan dilakukan sekolah. IPMLH ini
bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan lingkungan yang dihadapi
sekolah sehingga bisa mengetahui cara untuk menyelesaikan permasalahan dan
praktik baik terhadap permaslahan tersebut.
Berikut ini adalah
langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk memulai IPMLH.
Kajian lingkungan dilakukan secara sederhana, dan merencanakan
kegiatan yang dapat dilakukan dalam kerangka pendidikan lingkungan hidup. Permasalahan
lingkungan hidup yang dapat dikaji antara lain:
a. Keanekaragaman
Hayati
b. Sampah
c. Air
d. Energi
e. Makanan
dan Lingkungan sekolah
Hasil IPMLH ini juga akan menjadi dokumen penting bagi tim kajian
lingkungan untuk memutuskan bentuk aksi lingkungan yang dapat dilaksanakan.
Kajian lingkungan ini juga akan membantu sekolah dan masyarakat sekitar untuk
mengembangkan PRLH yang berkelanjutan.
Analisis Quesioner Permasalahan Lingkungan
1.
Keanekaragaman Hayati
Agar keseimbangan lingkungan di sekolah tetap
terjaga maka keberadaan tumbuhan hijau harus mencukupi. Salah satunya sebagai
sumber oksigen. Sekolah memiliki panduan etika untuk menghargai dan merawat
tumbuhan yang terdapat dalam peraturan sekolah, program pembelajaran, salah
satunya melalui program Adiwiyata. Sekolah memfasilitasi berkembangnya
keanekaragaman hayati, diantaranya tersedianya taman di berbagai titik, halaman
depan kelas, kantin dan halaman sekolah. Dalam pengembangan dan perawatan
keanekaragaman hayati ini dilakukan oleh seluruh warga sekolah, terutama siswa
dan guru. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah pembibitan, penanaman,
perkembangbiakan, perawatan tanaman, dan panen hasil tumbuhan. Pembibitan dan
penanaman lebih banyak dilakukan saat kegiatan belajar dan mengajar
berlangsung, terutama mata pelajaran biologi dan kegiatan ekstrakurikuler Green
Generation serta PKWU. Siswa mendapatkan kesempatan untuk observasi dan belajar
di alam secara langsung. Pengembangbiakan hewan dilakukan pada ekosistem kolam
yang didalamnya terdapat ikan nila.
Saat ini sekolah masih mengembangkan dan
menambah koleksi keanekaragaman hayati, agar dapat dimanfaatkan bersama oleh
warga sekolah. Pengadaan Green House, Kebun mini sekolah, tanaman buah dalam pot juga rencana strategis dalam
mengembakan keanekaragaman hayati di sekolah.
Dengan kegiatan adiwiyata diharapkan kita
semakin peduli terhadap lingkungan dalam bidang sampah, air, energi, makanan
dan minuman serta keanekaragaman hayati. Mencintai bumi sama saja dengan
mencintai lingkungan yang dapat kita mulai dari diri sendiri, sekarang, dan
dimulai dari hal-hal yang sederhana.
2.
Sampah
Hasil pengamatan terhadap quesioner Topik
Pengamatan Sampah, didapatkan bahwa 99,4% responden menjawab sekolah mempunyai
kebijakan (aturan) yang jelas terkait sampah. Kebijakan ini terdapat dalam
peraturan sekolah. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh warga
sekolah, dan disosialisasikan kepada warga sekolah secara berkala, memberi
contoh yang baik untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, melakukan
pemilahan sampah sesuai jenisnya, menerapkan kebijakan membawa tempat makan dan
tempat minum dalam rangka meminimalisir sampah plastik.
Sosialisasi dan pemberian contoh untuk memilah
sampah dilakukan secara berkala, salah satunya pada kegiatan-kegiatan hari
lingkungan hidup dan kegiatan rutin 2 bulanan jumat bersih. Pada kegiatan ini
dilakukan berbagai lomba terkait pengurangan sampah dan pengelolaan sampah yang
dilakukan secara bergantian.
Dengan beberapa program yang sedang berjalan di
sekolah diharapkan dapat meningkatkan kepedulian diri terhadap sampah, terus
mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan bersama-sama menjaga
kebersihan. Salah satu cara untuk membangkitkan semangat menjaga kebersihan
dari sampah yaitu memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelas yang paling
bersih, lengkap dalam administrasi kelas, dan peralatan kebersihannya.
Penilaian dilakukan setiap akhir semester secara berkala atau ketika kegaiatan
peringatan hari-hari lingkungan hidup. Menjaga kebersihan dari sampah terus
dilakukan di dilingkungan sekolah oleh
seluruh warga sekolah dan diharapkan terus menyebarkan aura
positif sampai ke lingkungan masyarakat dengan melakukan aksi-aksi terkait
pengurangan dan pengelolaan sampah di luar lingkungan sekolah.
3.
Air
Analisis mengenai kajian lingkungan didapatkan
data sebagai berikut:
Sebanyak 73,6% responden menjawab sekolah
memiliki data penggunaan air. Data penggunaan air disimpan dan dikelola sebagai
patokan dalam penggunaan debit air setiap bulannya. Sistem penggunaan air yang
dilakukan sekolah disalurkan untuk keperluan toilet, wastafel di beberapa tempat
(taman sekolah, kantin, dan laboratorium) dan hidroponik. Pengontrolan sistem
penggunaan air salah satunya dengan ditempelnya slogan untuk penghematan air.
Hal ini dilakukan sebagai pengingat warga sekolah dalam penghematan dan
penggunaan air seperlunya. Salah satu cara pengontrolan penggunaan air yaitu
memeriksa dan mengganti keran yang rusak.
Kualitas air di sekolah sudah termasuk kategori
air bersih dan sehat. Namun warga sekolah terutama siswa perlu mengetahui
bagaimana cara menjernihkan air secara sederhana. Salah satunya melalui
praktikum sederhana yang dilakukan siswa pada mata pelajaran atau pada kegiatan
ekstrakurikuler. Sekolah akan memfasilitasi kegiatan tersebut dengan mengadakan
sarana dan prasarana terakit hal tersebut salah satunya dengan membuat IPAL
(instalasi pengolahan air limbah). Mereka melakukan penjernihan air dengan
mengunakan alat-alat sederhana yang ada di lingkungan alam, seperti arang kayu,
arang sekam padi, kerikil, dan lain-lain.
4.
Energi
Energi merupakan kebutuhan umat manusia. Namun penggunaan energi
yang terus menerus akan berakibat buruk terhadap lingkungan. Maka perlu adanya
penghematan energi. Penghematan energi di sekolah dilakukan oleh seluruh warga
sekolah, seperti pemadaman lampu saat siang hari, penggunaan lampu hemat
energi, penghematan listrik seperti mematikan alat elektronik bila tidak
digunakan, menggunakan air seperlunya dan lain-lain. Menurut 88,3% responden,
sekolah memiliki kebijakan terkait penghematan energi. Kebijakan ini sudah
dijalankan meski perlu ditingkatkan kembali kualitas dan kuantitasnya. Namun
masih terdapat kendala dalam hal ini, yaitu belum seluruh warga sekolah
melakukan penghematan energi. Kendala ini masih terus diperbaiki dan
diantisipasi dengan pembuatan slogan, poster untuk penghematan energi.
Dalam penghematan energi dapat dilakukan dengan menggunakan sumber
energi alternatif. Salah satunya menggunakan energi cahaya matahari untuk
mengurangi penggunaan lampu. Sumber daya alternatif dapat diidentifikasi dengan
baik oleh siswa. Karena selama ini siswa sudah mendapatkan pengetahuan mengenai
energi dan energi alternatif. Baik yang mengeluarkan emisi atau tidak. Kendala
ini dapat diatasi dengan pendalaman materi, sosialisasi, dan pemberian contoh
secara terus-menerus tentang penghematan energi. Membuat
ruang-ruang belajar atau ruang lainnya dengan sistem pencahayaan dan ventilasi
yang baik.
5.
Makanan dan Minuman
Mengenai topik pengamatan
tentang makanan dan minuman di lingkungan sekolah dilakukan di kantin sekolah.
Untuk menciptakan kantin sekolah yang sehat, sekolah memprogramkan kantin sehat
dengan cara mensosialisasikan kantin sehat kepada pengelola kantin. Untuk
merealisasikan kantin sehat di sekolah, maka pihak sekolah melakukan penyuluhan
dengan pihak kantin. Penyuluhan dilakukan
oleh sekolah kepada pihak kantin dilakukan per-tiga bulan sebagai bukti
kepedulian terhadap kesehatan warga sekolah. Penyuluhan pihak sekolah dengan
pihak kantin disertai dengan pengontrolan kualitas makanan yang dijual.
Pengontrolan kualitas makanan bekerja sama dengan Puskesmas Ciwandan. Mata
pelajaran biologi, kimia pun secara berkala meneliti kandungan yang ada dalam
makanan. Seperti kandungan karbohidrat, lemak, dan protein.
Produktifnya aktivitas di
kantin menimbulkan sejumlah permasalahan baru, seperti limbah. Pihak sekolah
melakukan survey tentang limbah dari kantin, dan mendiskusikan
tentang sistem dan teknologi pengurangan limbah. Salah satunya dengan cara
penghentian pengunaan plastik. Penggunaan plastik sudah dihentikan di sekolah
karena sifat dari plastik yang sulit
terurai dan akan membahayakan lingkungan di kemudian hari. Penggunaan plastik diganti dengan penggunaan piring dan mangkok
kaca, dan kertas nasi. Serta mengajak warga sekolah untuk membawa tempat makan
dan tempat minum pribadi untuk mengurangi limbah.
Program adiwiyata sekolah memproduksi beberapa tanaman apotik hidup
seperti sawi, pokcay, sereh, cabai, kangkung, kunyit, laos, jahe, buah-buahan
dan lain-lain. Kebun sekolah yang baik dapat menghasilkan tanaman yang subur
dan banyak. Salah satunya dengan penggunaan kompos. Pembuatan kompos dari
limbah kantin sudah dilakukan sekolah saat proses pembelajaran berlangsung.
Yaitu saat pelajaran Bilogi dan kegiatan ekstrakurikuler dalam pembuatan kompos
cair dan kompos padat. Pembuatan kompos cair menggunakan bahan-bahan organik
sisa buah-buahan, makanan, daun-daunan, dan tumbuhan rimpang yang mengandung
zat mint. Kemudian difermentasi dengan campuran gula, air, dan air kelapa.
Sedangkan untuk kompos padat dibuat dan di oleh di rumah kompos dengan melibatkan
peserta didi saat pembelajaran biologi dan ekstrakurikuler.
B. Analisa SWOT
Keberadaan SMAN 5 Cilegon merupakan salah satu wadah pelaksanaan
pendidikan khususnya bagi masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Ciwandan.
Hal ini sebagai implementasi pemerintah dalam pemerataan pendidikan dan upaya
memberikan layanan fasilitas pendidikan yang bermutu bagi siswa dan sasarannya.
Berkaitan dengan rencana aksi
program Adiwiyata di SMAN 5 Cilegon, digunakan analisa SWOT dengan mengukur
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi SMAN 5 Cilegon dalam
melaksanakan program Adiwiyata.
Adapun analisis SWOT yang
dapat kami jabarkan berkaitan dengan permasalahan lingkungan di sekolah
dijabarkan sebagai berikut:
1.
Langkah pertama adalah kajian lingkungan menggunakan skema evaluasi
diri sekolah dengan bantuan kuesioner dan diskusi dengan para pemangku
kepentingan.
2.
Setelah hasil kajian lingkungan selesai, analisa STRENGTH
(kekuatan), WEAKNESS (kelemahan), OPPORTUNITY (peluang), THREAT (ancaman) dilaksanakan.
3.
Langkah selajutnya adalah memilih hal-hal yang dirasakan paling
dominan untuk masing-masing aspek.
STRENGTH (KEKUATAN) |
WEAKNESS
(KELEMAHAN) |
Kepala Sekolah
mendukung program Adiwiyata |
Belum
tingginya kesadaran warga sekolah untuk dapat membuang sampah pada tempatnya |
Visi
dan Misi sekolah mengarah pada lingkungan hidup |
Kantin
masih banyak yang menyediakan makanan kemasan |
Dukungan
dari komite sekolah serta orang tua siswa serta pihak terkait |
Kurang
tingginya pengetahuan peserta didik tentang pemanfaatan lingkungan |
Memiliki
kompetensi yang mendukung pada lingkungan bersih, indah, dan nyaman |
Integrasi
topik lingkungan kedalam beberapa mata pelajaran masih kurang |
Memiliki
mata pelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan hidup |
Sarana
dan prasarana belum maksimal dan dimanfaatkan dalam pembelajaran |
Memiliki
rasio tenaga pendidik dan peserta didik yang sesuai |
Pengetahuan
terkait PRLH masih belum maksimal |
OPPORTUNITY
(PELUANG) |
THREAT |
Pengembangan
program kemitraan dengan pihak ketiga masih terbuka |
Alokasi
anggaran harus sesuai dengan juklak dan juknis |
Sekolah-sekolah
sekitar mau terlibat program adiwiyata |
Dukungan
orang tua, masyarakat, dan sekolah sekitar yang belum maksimal |
|
Jadwal
kegiatan Adiwiyata yang melibatkan pihak ketiga atau sekolah lain terbentur
jadwal sekolah lainnya |
|
Program
kegiatan Adiwiyata yang sudah dilakukan kadang kurang kontinyu karena
terbentur program kegiatan yang lain |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar