Jumat, 27 Januari 2017

materi olimpiade kebumian bidang oseanografi



Salinitas Air Laut

                Salinitas adalah ukuran yang dipergunakan untuk mengukur kandungan garam (saltiness) di dalam ai laut. Unsur-unsur dalam bentuk ion yang melimpah menyusun kandungan garam di dalam air laut adalah Cl-, Na+, Mg2+, SO42-, Ca2+, dan K+. Ion-ion tersebut proporsinya di dalam air laut adalah konstan karena konsentrasinya ditentukan oleh proses-proses fisika. Karena sifatnya yang demikian itu, ion-ion tersebut disebut ion konservatif (conservative ions). Secara keseluruhan, semua unsur tersebut menyusun lebih dari 99,8% material yang terlarut di dalam air laut. Di antara ion-ion itu, sodium (natrium, Na) dan klorin (Cl) menyusun sekitar 86%. Secara teoritis, salinitas didefinisikan sebagai banyak gram total ion-ion garam yang terlarut di dalam 1 kg air laut.
                Pengukuran salinitas berdasarkan teori itu sangat sulit dilakukan dan terlalu lambat untuk dilakukan sebagai pekerjaan rutin. Hal itu terutama bila dilakukan di lapangan ketika penelitian dilakukan dengan menggunakan kapal. Cara yang paling akurat dan teliti untuk mengukur salinitas adalah dengan menggunakan salinometer induktif, yang mengukur konduktifitas sampel air laut.
                Sebanyak 99% air laut di samudera mempunyai salinitas antara 33‰ sampai 37‰, dengan rata-rata 35‰ yang ekivalen dengan larutan garam 3,5%. Di Laut Baltik, yang banyak curah hujan dan aliran sungai masuk ke dalamnya, tercatat salinitas terrendah, yaitu 12‰. Di Laut Merah, yang sedikit masukan air tawar dan berevaporasi tinggi, tercatat salinitas tertinggi, yaitu 40 sampai 42‰.
                Salinitas air permukaan laut sangat ditentukan oleh evaporasi dan presipitasi. Salinitas akan naik bila evaporasi naik dan presipitasi turun . Faktor-faktor lain yang dapat juga mempengaruhi salinitas air laut adalah pembekuan es, masuknya air sungai ke laut, dan pencairan es.
               Pola distribusi salinitas air permukaan laut pada dasarnya berzonasi, walaupun zona-zona yang ada tidak sejelas temperatur. Distribusi salinitas permukaan rata-rata memiliki nilai minimum di sebelah utara equator dan nilai maksimum di daerah sub-tropis, yaitu kira-kira 25o Lintang Utara dan Lintang Selatan. Salinitas minimum dan maksimum tampak di setiap samudera. Nilai salinitas menurun ke arah lintang tinggi.
                Seperti halnya temperatur, profil vertikal salinitas air laut bervariasi sesuai dengan posisi lintang. Berlainan dengan profil temperatur, profil vertikal salinitas tidak memperlihatkan adanya pola seragam seiring dengan pertambahan kedalaman. Seperti diperlihatkan pada Gambar 14, di daerah berlintang menengah dan rendah, air-dalam cenderung memiliki salinitas yang lebih rendah daripada air permukaan. Di daerah berlintang tinggi, di daerah kutub, salinitas permukaan lebih rendah daripada salinitas air-dalam.
                Profil salinitas memperlihatkan adanya tiga atau empat zona , yaitu:
1)       Lapisan campuran (mixed layer). Ketebalannya 50 sampai 100 meter, dan mempunyai salinitas seragam. Daerah tropis dan daerah berlintang tinggi dan menengah, memiliki salinitas permukaan tinggi, sedang daerah berlintang tinggi memiliki salinitas rendah.
2)       Haloklin (halocline), adalah zona dimana salinitas mengalami perubahan besar.
3)       Zona dalam (deep zone) adalah zona di bawah haloklin sampai dasar laut, dan memiliki salinitas relatif seragam.
4)       Di daerah berlintang rendah dan menengah, terdapat salinitas minimu pada kedalaman 600 sampai 1000 meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar